TERATOZOOSPERMIA

TERATOZOOSPERMIA

MEMAHAMI KELAINAN BENTUK SPERMA

Oleh: dr. Syarif R.A., MPH., Akp (dokter dan akupunturis kesehatan bidang infertil/ kesuburan)
Teratozoospermia
Benyuk sperma pada teratozoospermia. jika diobati dengan tepat bisa meningkatkan peluang hamil

Teratozoospermia atau teratospermia adalah kondisi di mana sebagian besar sperma dalam sampel air mani pria memiliki bentuk yang tidak normal. Morfologi sperma yang normal sangat penting untuk keberhasilan pembuahan. Ketika sejumlah besar sperma memiliki morfologi yang abnormal, hal ini dapat mempengaruhi kesuburan pria dan kemampuannya untuk menjadi ayah. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi penyebab, diagnosis, dan opsi pengobatan potensial untuk teratozoospermia.

Klik di sini untuk Konsultasi dengan dr. Syarif, MPH., Akp
(dokter dan akupunturis kesehatan bidang infertil/ kesuburan)

Penyebab Teratozoospermia: Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan teratozoospermia.

Beberapa di antaranya meliputi:

1. Faktor Genetik: Dalam beberapa kasus, kelainan genetik dapat menyebabkan morfologi sperma yang abnormal. Kelainan genetik ini dapat diwariskan atau terjadi secara spontan. Misalnya, sindrom Klinefelter adalah kelainan genetik yang dapat menyebabkan teratozoospermia.

2. Ketidakseimbangan Hormonal: Ketidakseimbangan hormon, seperti kadar testosteron rendah atau masalah dengan kelenjar pituitari, dapat mempengaruhi produksi sperma dan morfologi. Hormon yang tidak seimbang dapat mengganggu perkembangan normal sperma dan menyebabkan kelainan bentuk.

3. Faktor gaya hidup: Beberapa pilihan gaya hidup, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, penggunaan obat-obatan, dan paparan toksin lingkungan, dapat berdampak negatif pada morfologi sperma. Merokok, misalnya, dapat menyebabkan kerusakan DNA pada sperma dan mengganggu perkembangan normal sperma.

4. Varikokel: Varikokel adalah kondisi di mana pembuluh darah membesar di skrotum, yang dapat meningkatkan suhu testis dan mempengaruhi produksi sperma dan morfologi. Varikokel dapat mengganggu aliran darah ke testis dan menyebabkan kerusakan pada sel-sel sperma.

5. Infeksi: Beberapa infeksi, seperti infeksi menular seksual atau infeksi saluran kemih, dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada sistem reproduksi, yang dapat menyebabkan teratozoospermia. Infeksi seperti klamidia atau gonore dapat merusak saluran reproduksi dan mempengaruhi perkembangan sperma.

Klik di sini untuk Konsultasi dengan dr. Syarif, MPH., Akp
(dokter dan akupunturis kesehatan bidang infertil/ kesuburan)

Diagnosis Teratozoospermia: Teratozoospermia biasanya didiagnosis melalui analisis air mani, yang melibatkan pemeriksaan sampel air mani di bawah mikroskop untuk menilai jumlah sperma, gerakan, dan morfologi. Morfologi sperma yang normal biasanya didefinisikan sebagai memiliki setidaknya 4% sperma dengan bentuk dan ukuran normal. Jika persentase sperma yang abnormal melebihi ambang batas ini, teratozoospermia didiagnosis.

Selain analisis air mani, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat medis lengkap untuk mencari tahu penyebab teratozoospermia. Tes darah juga dapat dilakukan untuk memeriksa kadar hormon yang terlibat dalam produksi sperma.

Klik di sini untuk Konsultasi dengan dr. Syarif, MPH., Akp
(dokter dan akupunturis kesehatan bidang infertil/ kesuburan)

Pengobatan: Pengobatan untuk teratozoospermia tergantung pada penyebab yang mendasarinya dan tingkat keparahan kondisi tersebut. Beberapa opsi pengobatan potensial meliputi:

1. Modifikasi gaya hidup: Mengambil pilihan gaya hidup sehat, seperti berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, dan menghindari paparan toksin, dapat meningkatkan kualitas dan morfologi sperma. Mengadopsi pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres juga dapat membantu meningkatkan kualitas sperma.

2. Terapi Hormon: Jika ketidakseimbangan hormonal berkontribusi pada teratozoospermia, terapi penggantian hormon mungkin direkomendasikan untuk mengembalikan kadar hormon normal. Terapi hormon dapat membantu meningkatkan produksi sperma dan memperbaiki morfologi sperma.

3. Intervensi Bedah: Pada kasus di mana varikokel menyebabkan morfologi sperma yang abnormal, operasi dapat dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah yang membesar dan meningkatkan kualitas sperma. Operasi varikokel dapat membantu mengurangi suhu testis dan meningkatkan aliran darah ke testis.

4. Teknik Reproduksi Bantu: Pada kasus teratozoospermia yang parah, di mana konsepsi alami tidak mungkin terjadi, teknik reproduksi bantu seperti fertilisasi in vitro (IVF) atau injeksi sperma intrasitoplasmik (ICSI) dapat direkomendasikan. Teknik-teknik ini melibatkan pembuahan sel telur dengan sampel sperma yang dipilih di lingkungan laboratorium yang terkontrol.

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua kasus teratozoospermia dapat diobati sepenuhnya. Namun, dengan bantuan teknologi reproduksi yang maju, pasangan yang mengalami teratozoospermia masih memiliki peluang untuk memiliki anak dengan menggunakan teknik reproduksi bantu.

Klik di sini untuk Konsultasi dengan dr. Syarif, MPH., Akp
(dokter dan akupunturis kesehatan bidang infertil/ kesuburan)

Kesimpulan: Teratozoospermia adalah kondisi yang ditandai oleh morfologi sperma yang abnormal, yang dapat mempengaruhi kesuburan pria. Penting bagi individu yang mengalami masalah kesuburan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan atau spesialis kesuburan untuk diagnosis yang tepat dan rencana pengobatan yang dipersonalisasi. Dengan kemajuan dalam bidang kedokteran reproduksi, terdapat berbagai opsi pengobatan yang tersedia untuk membantu pasangan mengatasi teratozoospermia dan mewujudkan impian mereka untuk memiliki keluarga.

Klik di sini untuk Konsultasi dengan dr. Syarif, MPH., Akp
(dokter dan akupunturis kesehatan bidang infertil/ kesuburan)

Baca juga

Pengobatran Teratozoospermia